Mengungkap Sejarah, 1921-22 Seharusnya Inter Degradasi?
Inter Milan tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang tak pernah
terdegrasi ke Serie B. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi
Interisti. Inter selalu bermain di kasta teratas Italia.
Namun ternyata, di zaman nenek moyang kita, Inter pernah mengalami fase
yang sangat buruk. Tepatnya pada musim 1921-22. Inter berada di posisi
juru kunci klasemen grup B (peringkat 12) dengan 11 poin dari 22
pertandingan. La Beneamata hanya mampu 3 kali menang, 5 imbang, dan 14
kali kalah.
Fakta ini tiba-tiba saja menjadi perbincangan bagi
Juventini akhir-akhir ini. Mereka menyebut Inter seharusnya
terdegradasi, namun tak jadi karena ditolong oleh Federasi Sepakbola
Italia (FIGC). Benarkah demikian?
Mengungkap Sejarah, 1921-22 Seharusnya Inter Degradasi?
Inter Milan tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang tak pernah
terdegrasi ke Serie B. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi
Interisti. Inter selalu bermain di kasta teratas Italia.
Namun
ternyata, di zaman nenek moyang kita, Inter pernah mengalami fase yang
sangat buruk. Tepatnya pada musim 1921-22. Inter berada di posisi juru
kunci klasemen grup B (peringkat 12) dengan 11 poin dari 22
pertandingan. La Beneamata hanya mampu 3 kali menang, 5 imbang, dan 14
kali kalah.
Fakta ini tiba-tiba saja menjadi perbincangan
bagi Juventini akhir-akhir ini. Mereka menyebut Inter seharusnya
terdegradasi, namun tak jadi karena ditolong oleh Federasi Sepakbola
Italia (FIGC). Benarkah demikian?
Mengatakan hal tersebut
sepertinya tak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Di musim 1921-22
terjadi dualisme di Liga Italia. Bisa dikatakan sama dengan kondisi di
Indonesia saat ini, di mana terdapat 2 kompetisi, Indonesia Super League
(ISL) dan Indonesian Premier League (IPL).
Pada tahun 1921,
Inter termasuk salah satu tim yang keluar dari FIGC dan mengikuti liga
yang dibentuk oleh C.C.I (Confederazione Calcistica Italiana). C.C.I
merupakan organisasi tandingan FIGC (Federazione Italiana Giuoco Calcio)
yang dibentuk oleh tim-tim yang meminta rencana pengurangan anggota
Liga Italia. Sama seperti KPSI di Indonesia sekarang.
Sejak
awal, CCI ini tak jelas format degradasi dan promosinya. Sama halnya
saat IPL pertama kali dibentuk, tak jelas apakah ada degradasi. Ingat
ini liga tandingan. Tak mungkin langsung ada degradasi.
Nah,
meskipun Inter berada di peringkat buncit, memang tak ada degradasi saat
itu. Liga CCI ini akhirnya bubar dan dibentuk semacam play-off untuk
bermain di musim 1922-23 di kompetisi resmi FIGC.
Inter harus
mengikuti fase Spareggi (Babak kualifikasi pen-degradasi-an), dan Inter
berhasil lolos kembali bermain di kompetisi teratas Italia setelah
mengalahkan SC Italia-Milan 2-0 kemudian Libertas Firenze dengan agregat
4-1 (3-0 & 1-1) di kualifikasi Spareggi tersebut. Inter pun berhak
bermain di Primera Divisione 1922-23.
Jadi yang patut
digarisbawahi di sini Inter tak pernah degradasi. Di musim tersebut ada
dualisme, dan memang pada awalnya tak ada format degradasi-promosi.
Sistem yang digunakan saat itu pun bukan Serie A yang kita kenal
sekarang. Ada dua wilayah, utara selatan. Lalu tiap wilayah pun ada
beberapa grup. Mungkin mirip dengan sistem Perserikatan dan Galatama di
Indonesia dulu.
Serie A dengan format degradasi-promosi baru
diperkenalkan di musim 1929-30. Ini format profesional dengan sistem
satu wilayah. Dan total Inter telah 96 musim bermain di Serie A tanpa
pernah merasakan Serie B.
So, berbanggalah menjadi Interisti!
Siamo L'armata Nerazzurra
FORZA INTER
-MIC-
sumber: internazionale milan fc
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar